Channels of Distribution bermakna saluran penerimaan berita. Artinya, agar komunikasi bisa terjalin antara komunikator dan komunikan ada beberapa media/alat komunikasi yang bisa digunakan. Media atau alat komunikasi sebagai saluran distribusi yang sudah biasa digunakan oleh umum, antara lain media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dsb) dan media elektronik (telepon, televisi, radio, dsb). Namun seiring perkembangan teknologi, dalam satu dekade terakhir ini kita kenal dengan media baru yakni sosial media dalam wujud berbagai aplikasi seperti Facebook, Line, WhatsApp, dan sebagainya. Dalam banyak penelitian, saat ini efektifitas media baru jauh lebih kuat daripada dua media yang sudah dianggap usang dan terbatas segmentasinya.
Saluran distribusi sangat menentukan sukses tidaknya proses komunikasi. Jika pilihan saluran tidak tepat, maka pesan komunikator bisa jadi tidak akan sampai. Setidaknya ada dua hal yang harus diperhatikan terkait saluran distribusi
Saluran distribusi harus diperhatikan seiring dengan target komunikan yang ingin diperoleh oleh komunikator. Karena komunikan akan sangat melekat dengan jenis saluran distribusi tersebut. Antara pengguna media cetak, media elektronik dan media baru ada karakteristik yang berbeda. Maka karakteristik pengguna ini yang harus diperhatikan dengan baik oleh komunikator.
Untuk media cetak seperti koran dan majalah misalnya. Jika dulu pelanggan utamanya adalah masyarakat yang melanggan yang notabene kelas menengah ke atas dan juga instansi, sekarang peta pelanggan media ini berubah. Kuantitas pelanggan perseorangan semakin berkurang drastis dan tersisa pengguna utamanya adalah instansi. Sedangkan brosur dalam beberapa hal sering kali disebarkan dalam rangka memberikan pesan singkat yang diharapkan cepat ditangkap oleh komunikannya.
Dalam beberapa hal media cetak ini sangat terbatas periode proses transfer pesannya dan cukup memakan biaya. Biaya untuk beriklan di koran dan majalah misalnya cukup mahal seiring biaya cetak yang tinggi. Padahal jika diamati, efektivitasnya paling rendah dibandingkan dua media lain: elektronik dan media baru. Fenomena terbaru, banyaknya koran dan majalah versi cetak berguguran karena tidak mampu membayar biaya cetak.
Untuk media elektronik seperti telepon, televisi, dan radio sebagai saluran distribusi cukup efektif namun hanya pada durasi waktu-waktu tertentu saja. Dalam media elektronik dikenal waktu prime time, yakni waktu-waktu di mana pusat perhatian masyarakat tertuju pada media elektronik. Misalnya antara jam 18.00-20.00 saat kebanyakan masyarakat sudah kembali ke rumah dan berkumpul dengan keluarga. Imbas dari adanya waktu prime time itu maka harga iklan cenderung lebih mahal dibandingkan waktu-waktu yang sepi seperti tengah malam dan jam kerja.
Tantangan atas media elektronik dari media baru juga begitu kuat. Pertumbuhan channel Youtube yang sangat pesat lebih menarik perhatian publik. Mereka bisa memilih sendiri apa yang ingin mereka tonton tanpa terikat dengan jam tayang sebuah acara. Situasi ini membuat beberapa media televisi melakukan efisiensi dan pengembangan strategi agar tetap bisa bertahan.
Pergeseran pada media cetak dan elektronik tidak lain karena hadirnya media baru yang semakin menggeliat. Dimilikinya alat komunikasi (device) seperti telepon seluler dan gawai lainnya di setiap tangan individu masyarakat menjadikan target komunikasi semakin spesifik. Karakteristik masyarakat diupayakan dipetakan selengkap mungkin melalui berbagai platform yang tidak lain ingin mencari data sebanyak banyaknya dalam rangka mengetahui perilaku konsumen.
Maka, komikator perlu memanfaatkan semua media dengan cerdas dan startegik dalam rangka menembak target komunikan sesuai dengan sasaran pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator.
salam,
Ghifari Yuristiadhi