The Seven Communication Series: Capability Of Audience

Capability of Audience yang bermakna kemampuan komunikan (pihak penerima). Maksudnya, komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan  dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman. Jika komunikator tidak memperhatikan kapasitas komunikannya, maka bisa dipastikan pesan tidak akan sampai secara utuh bahkan bisa terjadi kesalahan penerimaan pesan.

Beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan komunikan dalam menangkap pesan komunikator ini antara lain: 1) Usia 2). Latar belakang pendidikan, 3) kemampuan bahasa, dan 4) jenis kelamin.

Pertama, usia. Perbedaan usia komunikan tentu menghadirkan konsekwensi bahwa pesan juga harus disampaikan dengan metode yang berbeda. Komunikan usia di bawah lima tahun tentu akan berbeda cara penyampaian pesannya dibadingkan dengan usia 25 tahun. Begitu juga berkomunikasi dengan komunikan yang berusia lansia misalnya, tentu membutuhkan intonasi yang jelas dan pemilihan bahasa yang mudah dicerna. Seorang lansia ataupun anak usia dini yang menjadi komunikan perlu mendapatkan perhatian khusus dari komunikatornya.

Kedua, latar belakang pendidikan. Tidak dipungkiri, latar belakang pendidikan merupakan representasi kapasitas yang dimiliki oleh seseorang. Berkomunikasi dengan anak yang bersekolah di level dasar, tentu berbeda dengan berkomunikasi dengan komunikan yang berlatar belakang pendidikan menengah maupun tinggi. Meski tidak selalu yang memiliki pendidikan lebih tinggi pasti lebih memiliki kapasitas dibanding yang memiliki pendidikan lebih rendah, namun setidaknya hal ini perlu diperhatikan dalam komunikasi agar penyesuaian atas komunikan bisa dilakukan untuk menghadirkan sampainya pesan dari komunikator.

Ketiga, kemampuan bahasa. Kemampuan bahasa dalam komunikasi bisa menjadi faktor tidak sampainya pesan komunikator kepada komunikan. Komunikan sering kali tidak memiliki kemampuan bahasa yang sama dengan komunikator. Sebagai contoh di beberapa pedesaan di Pulau Madura, banyak masyarakat yang tidak bisa berbahasa Indonesia. Maka, jika komunikator ingin menyampaikan pesannya kepada masyarakat yang menjadi komunikan di sana menggunakan bahasa Indonesia tentu harus dibantu penerjemah untuk menyambungkan komunikasi.

Keempat, jenis kelamin. Meski bagi beberapa orang membedakan seseorang, menurut jenis kelamin adalah kurang etis, namun tidak dipungkiri, jika dihubungkan dengan kapasitas komunikan jenis kelamin ini menjadi salah satu faktor penentu sampai atau tidaknya komunikasi. Ada beberapa topik atau isu yang lebih dipahami oleh laki-laki, pun juga perempuan.

Maka, pastikan saat mengirim pesan untuk komunikasi, kita memperhatikan kapasitas komunikan yang akan menangkap pesan kita.

salam,

Ghifari Yuristiadhi

Leave a comment

Your email address will not be published.