Articles

17 posts

Persiapan Menjadi MC di Acara Formal; Pengalaman Nowi Prasetyo

Sebelumnya, saya ingin menyampaikan terlebih dahulu apa itu MC. MC adalah kependekan dari Master of Ceremony alias Pembawa Acara. Ya, MC mempunyai tugas untuk membawakan rangkaian acara. Menjadi seorang MC itu gampang-gampang susah dan harus dilatih agar dapat membawakan acara dengan baik.

Beberapa teknik menjadi MC pun harus dikuasai, agar acara yang dibawakan tidak terlalu biasa. Biasanya teknik vokal akan dimainkan oleh seorang MC, seperti intonasi, speed, aksentuasi, artikulasi dan hal tersebut juga didukung oleh bahasa tubuh, juga wawasan yang luas. read more

Persiapan Sebelum Melakukan Speech; Pengalaman Yoga Dwitama

Name : Yoga Dwitama

Tentunya, persiapan adalah hal yang krusial dalam menjalani sebuah kegiatan atau aktivitas terutama dalam melakukan sebuah pidato. Banyak tokoh-tokoh hebat atau pembicara umum dapat melakukan orasi dan pidato nya secara lancar, lugas, dan bahkan tampak menakjubkan seperti di hadapan umum, sebut saja Menteri Pendidikan Indonesia, Nadiem Makarin dan pembicara dunia seperti Tony Robbins. Masuk ke dalam benak pertanyaan kita, “Bagaimana mereka melakukannya?”. Mungkin satu dari hal lain jawabannya adalah persiapan. Ya, persiapan. Bahkan seorang tokoh dunia pun perlu melakukan persiapan diri seperti latihan sebelum mereka melakukan speech di hadapan umum.
Mulai dari hal yang paling mendasar dalam melakukan persiapan sebelum melakukan speech, yaitu persiapan mental. Seseorang yang akan melakukan speech, hendaknya melakukan persiapan mental seperti mengenali audiens dengan siapa mereka berbicara nantinya. Hal tersebut diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri kita untuk mengetahui bagaimana kita bersikap di hadapan para audiens. Hal ini terdengar klise tetapi sangat penting, Karena apa yang kita pikirkan itu akan di proses melalui tindakan. Setiap Coach Public Speaking selalu menyarankan untuk menggunakan pernafasan perut, karena dengan pernafasan perut pasokan oksigen akan lebih banyak dan kita bisa berpikir lebih jernih. Dengan begitu anda akan merasa percaya diri karena otak anda akan merasa bahwa itu bukan kali pertamanya, tetapi merupakan sebuah pengulangan dan itu adalah hal yang sudah menjadi kebiasaan. Jadi, rasa takut itu pun akan berkurang seiring dengan latihan.
Hal kedua ialah, coba untuk menarik minat perhatian audiens. Seseorang yang akan melakukan speech bisa menyiapkan joke, humor, kisah (story), statistik, definisi, kutipan, pertanyaan retoris, atau fakta mencengangkan agar para Audience Anda tidak merasa bosan, jenuh. Hal ini diharapkan dapat membangun antusiasme audiens di tengah berjalannya sebuah speech.
Hal yang ketiga ialah, coba untuk melakukan interasi kepada para audiens. Otak manusia tidak secara alami berkembang untuk belajar melalui pengajaran. Kenyataannya, Laboratorium National Training mengemukakan apa yang dikenal sebagai “Piramida Pembelajaran”. Hasil penelitian mereka menemukan bahwa manusia mendapatkan:
• 5% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari sebuah pengajaran (misalnya di universitas atau sekolah)
• 10% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari membaca (buku atau artikel)
• 20% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari audio-visual (misalnya aplikasi, video)
• 30% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari demontrasi
• 50% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari terlibat dalam diskusi grup
• 75% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka belajar dari praktek langsung
• 90% dari apa yang mereka pelajari ketika mereka langsung menggunakannya atau mengajari orang lain
Ini berarti sehebat apapun presentasimu, jika para penonton tidak belajar dari interaksi atau terlibat langsung, mereka hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari apa yang kamu sampaikan. read more

Alasan Ir. Soekarno Menjadi ‘One of the Best Speakers’

Ir. Soekarno merupakan presiden pertama kita Indonesia dan merupakan orator yang hebat dengan gaya retorikanya. Dalam artikel ini kita akan mengulik pidato-pidato Ir. Soekarno dan mengemukakan alasan mengapa beliau menjadi pembicara yang sangat digumuni oleh masyarakat.

Kita akan bahas dimulai dengan penggunaan kata yang dipilih oleh Ir. Soekarno seperti pidatonya yang beliau sampaikan tanggal 17 Agustus 1946 : Sekali Merdeka Tetap Merdeka, berikut penggalan pidato yang beliau sampaikan :

Ir. Soekarno read more

Visual Aids & Properties in Digital Era

Illustrated by : Ariq Rizqi

Visual Aids & Properties adalah hal-hal yang diperlukan oleh seorang public speaker dalam menyampaikan materi di depan para audience. Di masa lalu, sebelum adanya proyektor, materi disampaikan dalam bentuk poster. Namun, seiring kemajuan teknologi semua sistem tersebut sudah dikomputerisasi. Sebagai contoh, seorang public speaker saat menyampaikan materi sekarang menggunakan program bernama power point yang lebih dinamis dan praktis.

Di masa sekarang, terdapat berbagai alat bantu seorang public speaker yang akan dijabarkan sebagai berikut : read more

Meningkatkan Rasa Percaya Diri Ketika Melakukan Public Speaking

https://pixabay.com/id/illustrations/berbicara-di-depan-umum-pembicara-3159217/

Tampil percaya diri saat berbicara di hadapan publik adalah salah satu indikator keberhasilan dalam melakukan public speaking. Menampilkan rasa percaya diri di hadapan publik juga tentunya akan menambah kesan hebat di mata para audiens nya. Contohnya, bapak proklamator kemerdekaan Indonesia, yakni Ir.Soekarno. Tampak tegas, gagah, berani, dan lantang dalam menyampaikan orasi politiknya di hadapan jutaan masyarakat umum. Siapapun yang mendengar, akan hanyut terbawa dalam isi dan maksud pesan yang disampaikan oleh beliau. Percaya diri juga mampu memberikan pengaruh yang signifikan kepada para pendengarnya dalam memahami kejelasan oleh pembicaranya. Namun, apakah yakin semua orang bisa tampil percaya diri ketika berbicara di hadapan banyak orang?. read more

Body Language

https://www.needpix.com/photo/1498030/publicspeaking-bodylanguage-hands-gesture-gesturing-man-male-speaking-speaker

Body language atau gerakan tubuh merupakan gerakan yang dialami seseorang tanpa sadar dilakukan dan tanpa ada rekayasa maupun kebohongan. Gerakan tersebut sebenarnya tidak ingin diberikan atau dilakukan namun gerakan tersebut tidak dapat dikontrol dan terlepas dengan sendirinya. Ada beberapa gerakan yang dapat kita ketahui maksudnya, yaitu dilihat dari matanya, tangan atau lengan, menaikkan atau menurunkan alis, posisi kepala, dan menjaga posisi tubuhnya tetap tegak.

Dari gerakan tersebut kita dapat mengetahui apa yang mereka sebenarnya rasakan atau katakan. Mulai dari gerakan mata yang mempunyai peran yang cukup besar dalam komunikasi. Dalam sesi wawancara kita dapat mengetahui kejujuran seseorang melalui tatapan atau gerakan mata. Lalu dari gerakan tangan atau lengan. Sebuah jabat tangan yang erat merupakan jabatan tangan yang diterima dalam dunia bisnis. Tidak hanya itu gerakan tangan atau lengan memiliki banyak arti lainnya seperti sedang kesal, marah, nyaman, sampai menutup diri dari lingkungan sekitar. Kemudian ada pula menaikkan dan menurunkan alis yang memiliki arti sedang dalam kondisi ingin tahu, penasaran, perasaan emosi seperti sedih, murung, bingung, takut atau merasa tertarik pada sesuatu. Posisi kepala juga mempunyai arti menunjukkan rasa simpati, menggoda seseorang, menyembunyikan sesuatu atau malu, atau merasa bingung dengan perkataan dari seseorang. Dan yang terakhir ada gerakan yang memiliki arti mampu mengontrol diri dengan baik, yaitu menjaga posisi tubuh tetap tegak. read more

Pentingnya Intonasi, Volume, dan Speed and Pause

Topik pembahasan artikel kali ini akan memaparkan beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika melakukan Public Speaking. Beberapa aspek tersebut diantaranya yaitu Intonasi, Volume, Speed and Pause. Mari kita bahas satu persatu untuk meningkatkan skill public speaking kita!

Topik bahasan pertama kita yaitu Intonasi, Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara, irama suara atau alunan nada. Ketika melakukan public speaking dihadapan komunikan pastikan nada bicara yang dipakai, merupakan nada biasa sehari-hari ketika melakukan percakapan agar komunikan merasa seperti diajak berkomunikasi dengan intens. Hati-hati jangan sampai kita berbicara dengan monoton agar komunikan tidak mudah merasa bosan. read more

Meminimalisasi Miskomunikasi: Menjadi Komunikan yang Baik

Nabilla Kusuma Vardhani

Dalam artikel sebelumnya, telah dibahas bahwa McCloskey menjelaskan empat asumsi yang memengaruhi komunikasi yakni pengirim pesan (communicator), penerima pesan (communicant), pesan (message), dan media. Mari kita membahas asumsi ke-dua!

Asumsi komunikan berkaitan dengan interpretasi manusia yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Misalnya saat membicarakan rasa pedas, pedas yang dimaksud pengunjung, pelayan, dan chef belum tentu sama. Interpretasi terhadap rasa pedas ini akan sangat tergantung pada field of experience dari masing-masing orang. Di sini, intelligence level menjadi salah satu alasan perbedaan interpretasi komunikan yang satu dengan lainnya. read more

The Seven Communication Series: Channel Of Distribution

Channels of Distribution bermakna saluran penerimaan berita. Artinya, agar komunikasi bisa terjalin antara komunikator dan komunikan ada beberapa media/alat komunikasi yang bisa digunakan. Media atau alat komunikasi sebagai saluran distribusi yang sudah biasa digunakan oleh umum, antara lain media cetak (surat kabar, majalah, brosur, dsb) dan media elektronik (telepon, televisi, radio, dsb). Namun seiring perkembangan teknologi, dalam satu dekade terakhir ini kita kenal dengan media baru yakni sosial media dalam wujud berbagai aplikasi seperti Facebook, Line, WhatsApp, dan sebagainya. Dalam banyak penelitian, saat ini efektifitas media baru jauh lebih kuat daripada dua media yang sudah dianggap usang dan terbatas segmentasinya. read more

The Seven Communication Series: Capability Of Audience

Capability of Audience yang bermakna kemampuan komunikan (pihak penerima). Maksudnya, komunikator harus memperhatikan kemampuan komunikan  dalam menerima pesan, agar tidak terjadi kesalah fahaman. Jika komunikator tidak memperhatikan kapasitas komunikannya, maka bisa dipastikan pesan tidak akan sampai secara utuh bahkan bisa terjadi kesalahan penerimaan pesan.

Beberapa factor yang mempengaruhi kemampuan komunikan dalam menangkap pesan komunikator ini antara lain: 1) Usia 2). Latar belakang pendidikan, 3) kemampuan bahasa, dan 4) jenis kelamin. read more