Ir. Soekarno merupakan presiden pertama kita Indonesia dan merupakan orator yang hebat dengan gaya retorikanya. Dalam artikel ini kita akan mengulik pidato-pidato Ir. Soekarno dan mengemukakan alasan mengapa beliau menjadi pembicara yang sangat digumuni oleh masyarakat.
Kita akan bahas dimulai dengan penggunaan kata yang dipilih oleh Ir. Soekarno seperti pidatonya yang beliau sampaikan tanggal 17 Agustus 1946 : Sekali Merdeka Tetap Merdeka, berikut penggalan pidato yang beliau sampaikan :
Ir. Soekarno
Saya terharu sekali, bahwa kita pada hari ini dapat merayakan hari ulang tahun Republik kita yang pertama. Saya ingat kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengucapkan syukur alhamdulillah, sebab usia Republik kita yang satu tahun itu, tak lain tak bukan ialah berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan proklamasi kita itu menderu di udara, sebagai arus listrik yang mengetarkan jiwa bangsa kita! Seluruh rakyat kita, seluruh bangsa kita, menyambut proklamasi kita itu sebagai penebusan janji pusaka yang lama, sebagai aba-aba yang mengeledek untuk memulai kehidupan yang baru.
Pemilihan diksi yang tepat dan indah membuat para pendengar senantiasa merasakan apa yang dibicarakan olehnya karena memiliki makna yang dalam.
Selanjutnya yaitu repetisi atau pengulangan kata disetiap kesempatan berpidatonya. Pengulangan kata tersebut dilakukan supaya komunikan dapat dengan mudah untuk mengingat pesan yang disampaikan. Seperti pidato yang Ir. Soekarno sampaikan pada tanggal 17 Agustus 1963 : Penyambung Lidah Rakyat.
Ir. Soekarno
Jikalau ada kalanya, saudara-saudara merasa bingung, jikalau ada kalanya, saudara-saudara hampir berputus asa, jikalau ada kalanya, saudara-saudara kurangnya mengerti jalannya revolusi kita, memang kadang-kadang seperti bahtera di lautan badai yang mengamuk ini.
Selain itu penggunaan ulang kata jikalau diatas juga memberikan kesan yang indah.
Selain pemilihan diksi yang tepat dan teknik pengulangan kata dalam pidato yang Ir. Soekarno sampaikan terdapat satu hal yang sangat penting disaat menyampaikan pidatonya. Beliau mempunyai bahasa tubuh dan suara yang khas, mumpuni, dan meyakinkan. Ir. Soekarno juga mempunyai julukan yang sangat merepresentasikan beliau ketika melakukan orasi yaitu Singa di podium. Potret 1.1 merupakan salah satu buktinya, terlihat dari ekspresi dan bahasa tubuh yang beliau lakukan.
Inti dari artikel kali ini Ir. Soekarno dapat menjadi one of the best speakers karena tiga hal yang jarang dimiliki oleh komunikator saat ini yaitu pemilihan diksi yang tepat, menggunakan teknik pengulangan kata, dan menggunakan bahasa tubuh yang mendukung topik bahasan sang komunikator.
Key words : penggunaan diksi, pengulangan kata, bahasa tubuh
Reference :
Kompassiana.com